Apakah Benar Erosi Tanah Dapat Menyebabkan Pencemaran Tanah?
EROSI TANAH
Erosi adalah peristiwa berpindahnya atau terangkutnya material tanah dari suatu tempat yang berupa lereng atas oleh media alami yaitu air yang kemudian diendapkan pada daerah yang lebih rendah sebagai bahan sedimen atau deposit. Erosi ini dibagi menjadi dua yaitu erosi geologi (geological erosion) dan erosi dipercepat (accelerated erosion). Erosi geologi ini merupakan proses ketika tanah yang terbentuk dan tanah yang tererosi dalam keadaan seimbang serta sangat sesuai untuk mendukung banyak pertumbuhan tanaman. Adapun erosi dipercepat yaiti erosi yang terjadi karena pengaruh manusia dimana hancurnya agregat-agregat tanag dan mempercepat perpindahan bahan organik serta partikel mineral akibat dari pengolahan tanag yang tidak sesuai dan hilangnya vegetasi alami (Osok, dkk, 2018).
Erosi tanah merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kemerosotan fungsi wilayah terutama jika wilayah tersebut berfungsi sebagai resapan daerah air (fungsi hidrologi). Selain disebabkan oleh hujan, erosi juga disebabkan oleh aktivitas manusia. Proses erosi ini terjadi ketika tumbukan air hujan yang mengelupaskan suatu permukaan lahan (soil detachment). Jika permukaan lahan ini tidak tertutup oleh vegetasi penutup tanah, maka tumbukan butiran air hujan ini mempu memecahkan dan menguraikan bongkahan tanah dalam jumlah yang besar yang selanjutnya akan terpecah dan kemudian terangkut ke lereng bagian bawah oleh limpasan permukaan, limpasan permukaan ini tidak hanya membawa partikel tanah saja, tetapi menggerus lajan yang dilewatinya sehingga partikel tanah yang terangkut akan bertambah besar (Harijanto, 2017). Dengan adanya proses tersebut, erosi tanah ini tidak menyebabkan pencemaran tanah secara langsung, hanya saja erosi tanah ini dapat memindahkan kontaminan atau polutan tanah. Bila air membawa kontaminan tanah yang akan mengalir ke sungai, danau atau sawah, tanah akan teraliri sehingga akan terjadi kontaminasi oleh bahan kimia. Adapun ciri dari pencemaran kimia tanah yaitu adanya kandungan kertas 4%, limbah bahan makanan 21%, gelas 12%, besi 10%, plastik 5%, kayu 5%, karet dan kulit 3%, kain/serat tekstil 2%, aluminium dan logam lain 1% (Dewata & Tarmizi, 2015).
Erosi tanah dapat menyebabkan degradasi lahan atau
penurunan kualitas lahan karena dapat menurunkan kualitas tanah serya
produktivitas alami lahan pertanian dan ekosistem hutan. Adapun akibat dari erosi
tanah ini dibagi menjadi dua yaitu pengaruh langsung (jangka pendek) dan
pengaruh tidak langsung (jangka panjang). Pengaruh langsung dari erosi tanah
yaitu gangguan terhadap pertumbuhan tanaman dan pemupukan yang tidak efisien karena
pupuk akan terbawa aliran permukaan, sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu
penurunan kualitas tanah yang meliputi penurunan kedalam perakaran efektif,
kapasitas air, dan C organik tanah serta timbulnya sifat fisik tanah yang tidak
baik pada lapisan bawah tanah (Sutrisno & Heryani, 2013).
Daftar Pustaka
Dewata, I., & Tarmizi, T. (2015). Kimia
Lingkungan: Polusi Air, Udara Dan Tanah. Padang: Unp Press.
Harijanto, H. (2019). Kajian Erosi Tanah Akibat
Alih Guna Lahan Di Das Olonjonge Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi
Tengah. Forestsains, 15(1), 1-6.
Osok, R. M., Talakua, S. M., & Gaspersz, E.
J. (2018). Analisis Faktor-Faktor Erosi Tanah, Dan Tingkat Bahaya Erosi Dengan
Metode Rusle Di Das Wai Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku. Jurnal
Budidaya Pertanian, 14(2), 89-96.
Sutrisno, N., & Heryani, N. (2013).
Teknologi Konservasi Tanah Dan Air Untuk Mencegah Degradasi Lahan Pertanian
Berlereng.
Jurnal Litbang Pertanian, Vol.
32, No. 3, Pp. 122-130.
Komentar
Posting Komentar