Mengapa Iklim Semakin Hari Semakin Ekstrim?
PERUBAHAN IKLIM
Akhir-akhir ini cuaca semakin hari semakin tidak menentu terutama di Indonesia. Hal ini dirasakan oleh manusia yang terkadang panas dalam waktu singkat dan tiba-tiba hujan bahkan terkadang disertai dengan badai. Selain itu, beberapa daerah di Indonesia ada yang mengalami curah hujan yang rendah sehingga terjadinya kekeringan dan ada beberapa daerah di Indonesia yang mengalami curah hujan yang tinggi sehingga terjadinya banjir dan tanah longsor. Selain di Indonesia, perubahan iklim ini dirasakan secara global dimana sebagian dunia ada yang menjadi lebih panas dan sebagian lainnya menjadi lebih dingin (Keman, 2007). Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit diperkirakan. Adapun perubahan iklim ini merupakan berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain yaitu suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia (Kementrian Lingkungan Hidup, 2001). Perubahan iklim mencakup pada perubahan dalam tekanan udara, arah dan kecepatan angin, dan curah hujan.
Perubahan iklim di Indonesia ditandai dengan adanya perubahan suhu rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan varibilitas iklim (misalnya El Nino dan La Nina, Indian Dipole, dan lain sebagainya). Menurut World Bank terdapat beberapa daerah di Indonesia yang rentan terhadap bahaya perubahan iklim yautu jawa, Bali, beberapa bagian Sumatera dan sebagian besar Papua. Dengan adanya perubahan iklim ini mengakibatkan peningkatan suhu di laut dimana keanekaragaman hayati laut dan terumbu karang berada dalam keadaan yang tidak normal. Selain itu, dengan meningkatnya suhu akibat perubahan iklim yang ekstrem ini pola curah hujan akan semakin ekstrem pula (Rejekiningrum, 2014).
Berdasarkan literatur, diungkapkan bahwa perubahan iklim yang tidak menentu ini merupakan dampak dari pemanasan global. Pemanasan global ini bisa disebut global warming yang merupakan proses kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi. Pemanasan global ini mengakibatkan suhu permukaan bumi yang naik sekitar 5 ℃ per tahunnya yang mengakibatkan terjadinya prubahan iklim di seluruh dunia. Pemanasan global ini dapat juga mengakibatkan cairnya kantong-kantong es di kutub Utara maupun kutub Selatan. Dengan adanya hal ini, terjadi naiknya permukaan laut yang dapat menenggelamkan banyak pulau. Pemanasan global ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah gas rumah kaca di lapisan udara muka bumi (atmosfer) (Samidjo & Suharso, 2017).
Efek rumah kaca ini merupakan istilah yang
menggambarkan bumi memiliki efek seperti rumah kaca dimana matahari
terperangkap oleh atmosfer bumi. Sebenarnya, efek rumah kaca ini diperlukan
oleh bumi karena tanpa efek rumah kaca, planet bumi akan menjadi sangat dingin
kurang lebih -18 ℃ sehingga seluruh permukaan bumi akan tertutup oleh lapisan
es. Namun, apabila efek rumah kaca ini memiliki konsentrasi yang tinggi akan
berdampak kurang baik bagi makhluk bumi. Efek rumah kaca ini disebabkan oleh
aktivitas manusia yang menimbulkan gas seperti karbon dioksida (CO2),
nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4) dan freon (SF6,
HFC, dan PFC). Gas-gas ini dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari
terperangkap di atmosfer bumi. Makin menigkatnya gas-gas tersebut di atmosfer,
maka makin besar pula efek panas yang terperangkap di bawahnya. Dengan
meningkatnya suhu bumi inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim (Pinontoan,
dkk, 2022).
Daftar Pustaka
Keman, S.
(2007). Perubahan Iklim Global, Kesehatan Manusia dan Pembangunan
Berkelanjutan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Unair, 3(2),
3934.
Pinontoan,
I. O. R., Sumampouw, O. J., Pi, S., & Nelwan, J. E. (2022). Perubahan
Iklim Dan Pemanasan Global. Yogyakarta: Deepublish.
Rejekiningrum,
P. (2014). Dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya air: identifikasi,
simulasi, dan rencana aksi. Jurnal Sumberdaya Lahan, 8(1), 1-15.
Samidjo,
J., & Suharso, Y. (2017). Memahami pemanasan global dan perubahan
iklim. Online Journal of Ivet University, 24(2), 36-46.
Komentar
Posting Komentar