Penggunaan Pestisida Berlebih Dapat Mencemari Tanah? Kok Bisa?

 

PENCEMARAN TANAH AKIBAT PESTISIDA BERLEBIH

        Seiring dengan berjalannya waktu, populasi penduduk di Indonesia terus meningkat. Dengan meningkatnya populasi ini, kebutuhan pangan akan semakin meningkat pula. Salah satu kebutuhan pangan yaitu sayuran. Untuk meningkatkan produksi sayuran ini, biasanya para petani menggunakan zat kimia pada tanaman khususnya tamanan sayur. Salah satu bahan kimia yang dapat digunakan untuk keberhasilan tanaman ini yaitu pestisida. Berdasarkan peraturan pemerintah No. 7 tahun 1973, pestisida merupakan zat kimia dan bahan lain yang digunakan untuk memberantas hama tanaman. Tingkat keberhasilan tumbuh tanaman ini cukup tinggi dengan menggunakan pestisida, tetapi penggunaan yang berlebihan ini menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif yang timbul yaitu adanya ketidakstabilan ekosistem, adanya residu pada hasil panen dan bahan olahannya, dan meimbulkan pencemaran lingkungan salah satunya yaitu pencemaran tanah (Dhiaswari, dkk, 2019). 

Sumber gambar:

https://dmm0a91a1r04e.cloudfront.net/xvpYtu1DGRLaJgqSRnlU-TxMWaA=/1024x685/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F10%2F09%2F20110309MHF10_1602259256_jpg.jpg

 

Proses Pencemaran Tanah

Tanah merupakan suatu ekosistem yang mengandung berbagai jenis biota (organisme) dengan morfologi dan fisiologi yang berbeda (Benu, dkk, 2019). Tanah ini memiliki kandungan senyawa kimia hasil rangkaian reaksi kimia di alam yang sangat dipengaruhi berbagai faktor di sekelilingnya. Unsur kimia seperti Cr, Mn, Zn, Mo, Cu, Fe merupakan unsur hara mikro (mikronutrien) yang dibutuhkan tanaman sekitar < 50 ppm. Jika unsur hara mikro ini terlalu banyak di dalam tanah, maka tanah tersebut akan tercemar. (Wijayanti, dkk, 2018). Salah satu bahan kimia yang mempercepat pertumbuhan tanaman tetapi memiliki dampak negatif apabila penggunannya berlebihan yaitu pestisida.

Bahan utama penyusun pestisida yaitu persistent organic pollutants (POPs). Bahan ini diketahui terakumulasi di dalam tubuh makhluk hidup dan memiliki toksisitas yang tinggi. Tingkat kerusakan yang terjadi dari residu pestisida dipengaruhi oleh jenis bahan aktif tingkat kelarutan, dan kondisi lingkungan saat diberikan pestisida. Proses yang terjadi ketika pestisida masuk ke dalam tanah yaitu awalnya pestisida ini masuk melalui perakaran dan diabsorpsi oleh mineral tanah yang kemudian mengalami degradasi biologi dan kimia. Pestisida yang diberikan ke tanaman ini akan mengalai volatilitas yang kemudian terpapar radiasi. Paparan radiasi ke pestisida ini menimbulkan zat terurai (photodecomposition) serta akan hilang melalui leaching. Setelah hilang, kemudian bereaksi secara kimia di dalam tanah maupun permukaan tanah yang selanjutnya dapat dirombak oleh mikrooganisme. Setelah itu, bahan aktif pestisida yang tidak teurai dengan baik secara kimia dan biologi akan mengakibatkan erosi dan run-off ke aliran sungai yang akan menyebabkan masuknya kandungan pestisida ke jaringan tanaman dan juga hewan melalui rantai makanan (Husnain, dkk, 2015). Adapun proses masuknya pestisida ke tanah dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber gambar:

https://slideplayer.info/slide/11868159/66/images/17/Skema+eksistensi+pestisida+di+dalam+tanaman+dan+tanah.jpg

 

Pestisida ini tidak hanya membunuh hama tanaman saja, tetapi akan membunuh organisme yang ada di dalam tanah juga. Penggunaan pestisida dapat mempengaruhi pertumbuhan aktivitas jamur dimana populasi jamur dalam tanah ini akan berkurang. Jamur dalam tanah yang berkurang ini akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Proses ini akan terus berlanjut sehingga bila tidak dicegah akan terjadi kondisi krisis lingkungan dimana kehidupan jamur ini akan terganggu dalam pembentukan ekosistem di dalam tanah (Benu, 2019).

 

Daftar Pustaka

Benu, M., Adutae, A. S. J., & Mukkun, L. (2019). Dampak Residu Pestisida Terhadap Kepadatan Dan Keanekaragaman Jamur Tanah Pada Lahan Sayuran. Jurnal Bumi Lestari| Vol19(02), 20-30.

Dhiaswari, D. R., Santoso, A. B., & Banowati, E. (2019). Pengaruh perilaku petani bawang merah dan penggunaan pestisida terhadap dampak bagi lingkungan hidup di desa klampok kecamatan wanasari kabupaten brebes. Edu Geography7(3), 204-211.

Husnain, H., Nursyamsi, D., & Purnomo, J. (2015). Penggunaan Bahan Agrokimia dan Dampaknya terhadap Pertanian Ramah Lingkungan. Pengelolaan Lahan Pada Berbagai Ekosistem Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan, Hal, 7-46.

Wijayanti, A., Susatyo, E. B., Sukarjo, S., & Kurniawan, C. (2018). Adsorpsi logam Cr (VI) dan Cu (II) pada tanah dan pengaruh penambahan pupuk organik. Indonesian Journal of Chemical Science7(3), 242-248.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah Limbah Domestik Khususnya Detergen Dapat Mencemari Lingkungan?

Adakah Dampak Berbahaya Dari Adanya Particulate Matter (PM)2.5 Di Lingkungan?

Apakah Benar Limbah Industri Yang Dibuang Ke Sungai Berbahaya Bagi Lingkungan?